Pelek dan Ban, Pasangan Tak Pas Bikin Bahaya

12-December-2018

Category : Roda & Ban
Pelek dan Ban, Pasangan Tak Pas Bikin Bahaya

Tak boleh lebih, tak boleh kurang, harus benar-benar klop dan pas. Inilah aturan baku saat memilih pasangan pelek dan ban.

Tak hanya terlihat jelek, pelek dan ban yang ukurannya tidak pas juga membahayakan. Bila dipaksakan, salah satu terlalu besar atau terlalu kecil, lama-lama akan ban akan mengalami perubahan bentuk. Perubahan ini bisa memicu kerusakan ban dan berujung ancaman keselamatan atau kecelakaan.

Pasangan yang tidak pas, ukuran pelek dan ban yang tidak sesuai, akan memicu perubahan bentuk terutama pada dinding ban. Hal ini terjadi karena bagian dinding merupakan titik terlemah dari ban. Semakin tidak pas ukurannya terhadap pelek akan membuat ban semakin ringkih terhadap kerusakan. Karena itu jangan sampai terlihat kedodoran, atau sebaliknya, terlalu ketat bak lepet karena kekecilan. 

Bila lebar pelek terlalu kecil, lebih kecil dari ukuran ban, bentuk roda akan bulat menggembung seperti donat. Ini terjadi karena bibir ban tertarik ke dalam pelek. Kondisi ini sangat berbahaya, terutama saat menikung. Dinding ban menjadi sangat lentur dan membuat permukaan yang bersentuhan dengan aspal membulat. Efeknya, cengkeraman ban menjadi kurang baik di trek lurus apalagi saat menikung. Motor pun jadi gampang oleng dan rawan terpeleset. 

Bagaimana kalau ban yang kekecilan? Pelek terlalu besar (lebar) dan ban kekecilan sama berbahayanya. Bibir jadi tertarik keluar melebihi batas, begitu pula dinding ban jadi ikut tertarik. Dalam kondisi ini, bentuk ban dipaksa jadi V. Dinding ban yang tertarik keluar jadi tidak kuat menahan beban dan cepat retak. Serat-serat bannya juga jadi mudah putus. Risikonya adalah pecah ban. Selain itu, bibir ban juga bisa lepas dari pelek lho. 

Motor juga menjadi tak stabil, karena ban tak mencengkeram permukaan jalan dengan sempurna. Bila ban kekecilan, permukaan ban yang menempel dengan aspal terlalu banyak saat berjalan lurus. Tapi saat menikung, permukaan yang menempel jadi minimal. Efeknya, jadi mudah tergelincir. Serat ban juga lebih mudah putus dan memicu pecah ban. 

Selain itu, ukuran ban yang tidak pas juga membuat kerja suspensi jadi lebih berat. Motor terasa lebih keras karena fungsi ban meredam benturan jadi menurun. Sebaliknya gesekan makin besar karena tapak ban yang menempel aspal lebih banyak, mesin bekerja lebih keras dan ujungnya boros bahan bakar. 

Penggunaan ukuran bak dan pelek lebih besar atau kecil dari standar memang mungkin saja dilakukan. Tapi untuk amannya, perubahan ukuran ban atau pelek jangan sampai melebihi satu tingkat. Lebih dari itu sebaiknya penggantian dilakukan pada keduanya, baik ban maupun pelek, dengan ukuran yang sebanding.

Related Articles

Sebagian pengguna mobil mungkin pernah membeli ban. Namun kode produksinya bukan tahun sekarang. Bila mengalami kondisi seperti itu, sebaiknya jangan berasumsi bahwa ban sudah kadaluarsa. Faktanya ban tidak memiliki masa kadaluarsa, sepanjang disimpan dengan baik ban tetap dapat digunakan.

Belakangan ini makin banyak sepeda motor dengan konstruksi mesin DOHC. DOHC adalah singkatan dari Double Over Head Camshaft, atau mesin yang dalam satu piston mempunyai dua pasang overhead.

Alternator mobil juga biasa disebut sebagai dinamo ampere. Alternator adalah sebuah komponen pada mobil yang berfungsi menghasilkan arus listrik bagi semua komponen yang membutuhkan aliran listrik, seperti AC, lampu mobil, dan audio mobil.

Selama ini banyak salah kaprah soal penggunaan rem ABS (Anti-lock Braking System) di mobil-mobil modern. Sistem rem anti mengunci tersebut dipahami untuk memperpendek jarak pengereman, tidak sedikit pengemudi yang terlalu percaya diri dengan mengabaikan jarak pengereman dengan kendaraan di depan.

Related Products