18-December-2018
Category : MesinTiming belt merupakan spareparts mobil yang bertugas memutar camshaft atau biasa disebut juga noken as. Dengan perputaran begitu, klep mesin akan membuka dan menutup di ruang pembakaran dengan tepat timingnya.
Ada dua jenis klep, klep intake yang mengatur jalur masuk oksigen dan bahan bakar ke ruang pembakaran. Lalu klep exhaust, yang berfungsi untuk membuah sisa pembakaran. Kedua klep tersebut digerakan oleh noken as yang berputar. Dan tugas timing belt adalah untuk memutar noken as tersebut.
Sekarang terbayang kan, bagaimana kalau timing belt terganggu, kualitasnya buruk bahkan putus? Saat mesin sedang bekerja, pembakaran bekerja dengan cepat, proses buka tutup klep pun berjalan sangat cepat. Saat timing belt putus dan kondisi klep sedang terbuka, piston pembakaran akan menabrak klep. Kalau keduanya beradu dan hancur atau rusak, mesin mobil pun berhenti beroperasi, mati.
Kalaupun mesin dipaksa untuk dihidupkan, bisa berakibat kerusakan piston dan klep yang makin parah. Untuk memperbaiki, mesin mesti dibongkar atau turun mesin. Kemungkinan piston dan klep pun mesti diganti. Dan ini, ‘perawatan’ atau penggantian yang enggak murah lho... Jadi paham kan, pentingnya menjaga kualitas dan ketepatan waktu mengganti timing belt.
Timing belt merupakan komponen lunak, tapi perannya vital untuk menjaga kerja jantung mobil. Jika sampai terlupakan, karetnya getas, bisa-bisa belt itu putus dan bagian dalam mesin mobil pun berhantaman. Usianya memang panjang, tetapi justru karena itu kadang orang jadi lupa.
Timing belt umumnya punya umur pakai antara 40.000 – 60.000 km. Letaknya tertutup sehingga memang tidak bisa dilihat langsung kondisinya, apakah sudah perlu diganti atau tidak. Timing belt tidak sama dengan fan belt atau tali kipas yang jelas terlihat begitu membuka kap mesin. Timing belt hanya menggandalkan catatan yang biasa ditempel di cylinder head.
Jadi, tepat waktu itu penting. Jangan sampai telat ganti timing belt, risikonya turun mesin.