18-December-2018
Category : Roda & BanBan benjol, biasanya disebut juga hamil. Di permukaan ban, muncul beruba benjolan. Selain bisa dideteksi secara visual, ban benjol juga bisa ketahuan saat kendaraan bergerak.
Ban tak menapak dengan sempurna, seperti oleng. Ini bukan perkara sepele lho, kalau dibiarkan bisa membahayakan keselamatan berkendara.
Ban benjol terjadi karena masuknya udara di antara dua lapisan pembentuk ban. Udara tersebut akan berkembang saat kendaraan bergerak dan terkena panas, baik itu dari gesekan dengan aspal maupun matahari. Udara yang mengembang dalam lapisan itulah yang membuat ban menjadi benjol.
Kalau saat bergerak di permukaan jalan rata tiba-tiba kendaraan terasa terguncang, seperti berkendara di jalanan yang tidak rata, segera cek ban kendaraan. Ban yang benjol bisa dirasakan dari getaran yang ditimbulkan saat kendaraan digunakan di jalanan yang lurus dan beraspal halus. Apabila getaran yang ditimbulkan sering ketika melaju kencang, itu artinya ban mengalami benjolan. Atau kalau motor jadi oleng dan sempoyongan, padahal jalan yang dilewati rata.
Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan terjadinya benjol. Paling umum pengisian angin yang berlebihan, kurang tekanan, beban berlebihan, juga benturan. Kalau ban sudah benjol, tak bisa diperbaiki lagi. Kalau ban sudah melendung, menjahit atau menambalnya pun tak akan menolong. Bahkan justru akan makin merambat ke bagian lain. Pilihannya hanya satu, ganti ban dengan yang baru. Kalau dipaksa dipakai terus, risikonya celaka.
Kenapa ban benjol atau hamil ini berbahaya? Ban sampai benjol, hal itu karena serat internal pada ban sudah putus. Akibatnya, karena tekanan angin pada sisi ban yang sudah tak diperkuat dengan serat tembaga yang sudah putus tadi, jadi menonjol. Serat-serat ini yang menjaga kekuatan ban. Kalau ada yang putus, artinya kekuatan ban sudah menurun. Bila bagian yang benjol atau lemah ini sampai mendapat benturan, benjolan atau lubang, ban bisa dengan mudah pecah.