25-May-2018
Category : Rantai & BeltMumpung liburan masih beberapa hari lagi, pastikan seluruh bagian kendaraan Anda dalam kondisi ‘siap mudik’. Terutama komponen bergerak seperti fan belt yang bertugas menghubungkan putaran mesin dengan sejumlah komponen lain.
Fan belt terbuat dari material karet tahan panas. Bagian ini terus berputar selama mesin mobil bekerja. Tiap mobil punya jumlah fan belt yang berbeda-beda, tergantung jenis dan spesifikasinya.
Fan belt menghubungkan mesin dengan power steering, AC, water pump, altenator, bearing dan sebagainya. Kebayang kan, kalau satu bagian ini saja rusak atau tidak bekerja optimal, bagian lain pun akan ikut kena getahnya. Fan belt yang kondisinya tidak lagi prima, bisa putus sewaktu-waktu. Meski begitu, ini bisa dicegah asal kita cermat mengamati dan mendengarkan sinyal yang dikirim setiap bagian mobil.
Secara visual, fan belt rusak bisa dideteksi dengan sangat mudah : retak dan menipis. Artinya, karetnya tak lagi lentur dan getas. Ditekuk sedikit saja langsung retak, tanda-tanda akan putus dan mesti ganti fan belt baru.
Selain itu, tanda-tanda fan belt minta pensiun juga bisa dideteksi dari suara berdecit, biasanya muncul saat mesin dalam kondisi dingin. Ini karena setelannya sudah terlalu longgar. Kalau sudah begini, karet fan belt tidak bisa disetel ulang, karena kalau dibiarkan bisa putus dan menyebabkan mesin overheat karena tidak ada lagi tali yang memutar kipas pendingin radiator atau pompa air.
Fan belt biasanya dicek dan disarankan untuk ganti setiap 20 ribu km. Agar lebih awet, bisa menggunakan pelumas fan belt agar tidak cepat kering dan getas. Tapi kalau sudah retak atau berdecit, mau tidak mau harus ganti fan belt. Jika tidak cepat diganti, tali yang memutar kipas pendingin radiator atau pompa air akan putus, dan bakal mengakibatkan overheat.