07-August-2018
Category : PerlistrikanLampu High-Intensity Discharge alias HID, lebih terkenal dengan sebutan lampu Xenon. Lampu ini dipopulerkan pertama kali oleh BMW seri 7 di tahun 1991 dan jadi salah satu lampu yang trendi sekaligus efisien.
Prinsip kerja lampu Xenon pada dasarnya seperti lampu neon tabung rumahan. Ada tabung yang diisi gas, elektroda di kedua ujungnya yang dihubungkan oleh arus listrik tegangan tinggi.
Lampu HID memakai campuran metal-halida dan mengandalkan gas xenon untuk bekerja. Ini sebabnya lampu HID perlu waktu untuk menghasilkan nyala paling terang. Prosesnya berlangsung dalam 3 tahap. Pertama, fase ignisi atau starting, saat arus tegangan tinggi memproduksi percikan yang mengionisasi gas xenon dan menghasilkan semacam tunnel antar elektroda. Karena itu, temperatur bohlam meningkat dengan cepat dan memicu ballast untuk menyala dan terus mensuplai tenaga agar lampu terus menyala terang.
Lampu generasi sebelumnya adalah lampu halogen. Lampu halogen sudah digunakan sejak tahun 1960. Lampu halogen memakai filamen serta diisi dengan gas untuk meningkatkan pencahayaan dan umur pakai. Lampu halogen standar yang digunakan pada mobil penumpang umumnya menggunakan daya 55 watt dengan warna cahaya putih kekuningan (warm white).
Lalu apa lebihnya lampu HID? Lampu xenon jauh lebih efisien, menghasilkan terang yang lebih baik dibanding lampu halogen yang digunakan sebagai lampu standar pabrikan. Lampu xenon menghasilkan terang 3.000 lumens dan 90 mcd/m2. Bandingkan dengan halogen yang hanya menghasilkan 1.400 lumens dan 30 mcd/m2.
Begitu mencapai suhu optimal untuk menyala, lampu xenon membutuhkan power lebih kecil dibanding bohlam standar atau halogen. Artinya, alternator bekerja lebih ringan, tidak perlu torsi besar untuk mensuplai kebutuhan kelistrikan. Pengaruhnya pada konsumsi BBM memang tidak signifikan, tapi alternator yang ‘kerja santai’ tentu lebih awet muda dibanding yang kerja keraskeras, berikut keterangan yang dilansir oleh phankz.com .
Sayangnya, keunggulan ini juga membawa banderol lebih tinggi dan perawatan lebih rumit. Lampu HID mesti memakai ballast, semacam kapasitor yang mengatur tegangan tinggi yang dibutuhkan lampu HID untuk menyala.
Lampu xenon tidak langsung menyala terang saat dihidupkan. Karena itu, tidak cocok dipakai sebagai lampu high beam. Lebih cocok untuk lampu depan biasa dan tetap memakai bohlam halogen untuk lampu jauh Anda. Ada beberapa merek premium yang memakai xenon untuk keduanya, disebut lampu bi-xenon.
Lampu HID nyalanya putih, terang benderang di atas rata-rata, cahaya menyebar ke segala arah. Lampu HID harus disertai dengan proyektor HID agar cahaya fokus. Ini sering membuat silau kendaraan yang berpapasan dengan mobil dengan lampu HID. Jadi pastikan setelan lampu benar-benar pas.
Selain itu, tidak seperti lampu halogen yang berwarna putih kekuningan, lampu HID tidak optimal menembus kabut. Lampu HID hanya cocok di daerah perkotaan. Hindari memakai lampu HID kalau Anda sering berkendara di dataran tinggi, daerah berkabut atau pada musim hujan. Sementara lampu halogen mampu menembus kabut dan cocok digunakan sebagai lampu utama (headlamps), lampu jauh dan lampu kabut (foglamps).
Tapi, lampu halogen menghasilkan panas yang cukup tinggi dan bisa menyebabkan mika lampu menguning. Meski begitu, biaya produksi lampu halogen cukup rendah, sehingga harganya di pasaran pun jauh lebih murah dibanding lampu HID dan keduanya bisa diganti di bengkel terdekat
Nah, mau pilih yang mana?